Tuesday, November 14, 2017

Misteri Tewasnya Brigjen Mallaby di Tangan Arek Surabaya


Pada 27 Oktober 1945, setelah Mallaby melakukan perundingan dengan para pemimpin di Surabaya, Mayor-Jenderal Hawthorn di Jakarta mengeluarkan perintah yang semakin membuat panas suasana di Surabaya. Salah satunya adalah perintah untuk menjatuhkan pamflet atau selebaran dari atas kota.
Selebaran itu berisi perintah kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan semua senjata mereka. Jika tidak, maka mereka aka ditembak mati. Dalam selebaran itu tertulis "siapa pun yang terlihat membawa senjata dan menolak untuk menyerahkannya pada tentara sekutu akan ditembak".
Mallaby mengaku tak mengetahui surat perintah itu. Namun, pasukan Inggris di Surabaya tetap memaksa rakyat Indonesia untuk menuruti perintah yang ada di selebaran Hawthorn.
Rakyat Surabaya yang geram kemudian melakukan perlawanan. Perlawanan yang berlangsung selama tiga hari hingga 30 Oktober 1945. Perlawanan yang begitu luar biasa sampai-sampai pihak Inggris merasa kewalahan dan kemudian meminta Presiden Soekarno untuk datang ke Surabaya.
"Pada 29 Oktober, pemerintah Inggris mendatangkan Bung Karno untuk melerai pertempuran itu. Setelah berunding, dicapailah gencatan senjata," ujar sejarawan dari Universitas Negeri Surabaya Aminuddin Kasdi.
Aminuddin menjelaskan, meski telah dicapai kesepakatan, di Surabaya masih terdapat konflik di sana sini. Karena itu dibentuklah Kontak Biro untuk menyelesaikan masalah itu. Di mana salah satu pimpinan Kontak Biro itu adalah Mallaby.
Dengan iring-iringan mobil, mereka kemudian bergeser ke Gedung Internasio pada 30 Oktober 1945. Gedung tersebut merupakan salah satu gedung yang diduduki oleh Inggris kala itu dan dikepung oleh rakyat Surabaya. Kontak Biro datang ke sana untuk menyudahi pertempuran di sana.

Mobil Mallaby Meledak

Menurut Pendiri Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawa, pihak Indonesia dan Inggris sama-sama hendak masuk ke dalam Gedung Internasio untuk memberitahu hasil kesepakatan itu. Tapi, Mallaby ditahan tak boleh masuk oleh rakyat Surabaya dan menugaskan kapten-kaptennya untuk masuk bersama dengan pimpinan TKR Jenderal Mayor Muhammad Mangundiprojo.
"Tapi ternyata pihak Inggris membuka tembakan. Dari Gedung Internasio mereka menembak ke arah kerumunan massa. Karena tak siap, korban langsung bergelimpangan di jembatan merah," kata Ady kepada Republika di sela-sela persiapannya menjelang kegiatan Parade Juang Surabaya di Museum Kesehatan, Surabaya, Jumat (3/11).
Di memoar milik Ruslan Abdulgani, kata dia, disebutkan hal itu. Bahkan, ada korban yang jatuh mengarah ke Ruslan. Pundaknya kala itu penuh dengan darah dan otak manusia.
"Kita juga membuka tembakan. Kesaksian dari kedua belah pihak itu menuliskan, ada pemuda di bawah usia 20 tahun melepaskan beberapa tembakan dari jarak dekat ke arah Mallaby yang berada di dalam mobil," kata Ady.
Namun, belum jelas apakah tembakan anak itu membunuh langsung Mallaby atau tidak. Tapi, menurut Ady dan juga Aminuddin, yang jelas Mallaby tewas karena ledakan yang kemudian membakar mobil yang ditumpanginya.
Baik Aminuddin maupun Ady mengatakan, lokasi terbakarnya mobil Mallaby berada di dekat Jembatan Merah yang tak jauh dari Gedung Internasio. Menurut Ady, lokasi terbakarnya itu berada di dekat pos polisi yang ada di dekat Jembatan Merah saat ini.
Titik terbakarnya mobil Mallaby memang tak begitu jelas jika kita melihat langsung ke lokasi itu saat ini. Pantauan Republika di sana, tak ada penanda yang jelas di mana letaknya itu.
Untuk kondisi saat ini, Jembatan Merah yang menghubungkan Jalan Rajawali dengan Jalan Kembang Jepun itu kerap digunakan sebagai pangkalan becak. Saat Republika ke sana, baik siang dan malam, ada saja beberapa becak yang sedang menunggu penumpang di sana.
Mereka baru pergi saat mobil Satpol PP menghampiri. Meski begitu, jembatan berwarna merah itu terlihat lebih bersih dibandingkan dengan gedung-gedung tua di sekelilingnya.
Jembatan Merah jauh lebih bersih dari Gedung Internasio yang hanya dipisahkan Taman Jayengrono itu. Gedung itu kini terlihat kotor dan berdebu. Bagian sisi-sisi luar gedung itu dijadikan angkutan umum untuk beristirahat dan menunggu penumpang.
Cat dasar berwarna putih dengan list merah, gedung ini terlihat cukup mencolok jika dibandingkan gedung di sekitarnya. Ketika Republika mampir untuk melihat-lihat, tak terlihat ada kegiatan yang dilakukan di dalam gedung itu.
Di dekat plakat berisi sejarah gedung itu yang terletak di bagian muka gedung terdapat coretan dinding. Tiap pintu masuknya ditutup dengan tralis. Di sisi luarnya juga terdapat beberapa pedagang. Situasi itu membuat seakan-akan gedung itu tak diurus.


Salam Indonesia #Berita #followme #lifestyle #Repost #l4l #hot #f4f #wedding #video #indonesia #meme #2017 #lfl #foto #barcelona #bali #fff #jakarta #hotel #share #news #bandung #travels #viral #trending #surabaya #medan #jogja #dagelan #n #Info #fashion #like4like #instagram #followme #follow #fitness #instalike #likeforlike #lifestyle #TagsForLikes #instapic #workout #health #pink #insta #money #indonesia #interiordesign #nutrition #dinner #healthylifestyle #interior #Toronto #arte #queen #Wine #bali #school #jakarta #New #instagood #photooftheday #fashion #Beautiful #picoftheday #art #happy #photography #instagram #style #follow #instadaily #travel #life #cute #beauty #fun #amazing #photo #Selfie #smile #friends #motivation #like #inspiration #summer #design #makeup #cool Infoindo.ga

No comments:

Post a Comment