Saturday, February 2, 2013

sejarah nabi


Sejarah Hidup Muhammad
   Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan
   Nasrani  -  xliii;  Kaum  Muslimin  dan  Isa  -  xliii;
   Orang-orang Kristen yang fanatik dan  Muhammad  -  xlv;
   Dasar-dasar  yang  sederhana  dalam  kedua agama - xlv;
   Perbedaan Tauhid  dan  Trinitas  -xlvii;  Kaum  Nasrani
   mengajak  Nabi  berdebat  -  xlviii; Masalah penyaliban
   Almasih  -  li;  Rumawi  dan  kaum  Muslimin   -   lii;
   Penulis-penulis  Kristen  dan  Muhammad  -  lii;  Sebab
   permusuhan Islam-Kristen -  lv;  Kristen  tidak  sesuai
   dengan  watak  Barat  -  lvi; Penjajahan dan propaganda
   anti Islam - lviii; Islam dan apa yang  terjadi  dengan
   umat  Islam  -lviii;  Sikap  jumud di kalangan pemuda -
   lix;  Ilmu  dan  literatur  Barat  -  lx;   Usaha-usaha
   modernisasi  dunia  Islam  -  lxi;  Misi  penginjil dan
   golongan yang berpikiran beku  -  lxii;  Terpikir  akan
   menulis  buku  ini  -  lxiii; Qur'an sumber yang paling
   otentik - lxiii; Konsultasi yang tepat  -  lxiv;  Dalam
   batas-batas  biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan
   berguna bagi seluruh umat manusia - lxviii.
 
MUHAMMAD, 'alaihi'sh-shalatu wassalam.
 
Dengan nama yang begitu  mulia,  jutaan  bibir  setiap  hari
mengucapkannya,   jutaan   jantung  setiap  saat  berdenyut,
berulang kali. Bibir dan jantung yang bergerak dan berdenyut
sejak  seribu  tiga  ratus limapuluh tahun. Dengan nama yang
begitu mulia, berjuta bibir akan terus mengucapkan,  berjuta
jantung akan terus berdenyut, sampai akhir zaman
 
Pada    setiap    hari    di    kala    fajar   menyingsing,
lingkaran-lingkaran putih di ufuk sana mulai  nampak  hendak
menghalau   kegelapan  malam,  ketika  itu  seorang  muazzin
bangkit, berseru kepada setiap makhluk insani, bahwa  bangun
bersembahyang  lebih  baik daripada terus tidur. Ia mengajak
mereka  bersujud  kepada   Allah,   membaca   selawat   buat
Rasulullah.
 
Seruan  ini  disambut  oleh ribuan, oleh jutaan umat manusia
dari segenap penjuru  bumi,  menyemarakkannya  dengan  salat
menyambut pahala dan rahmat Allah bersamaan dengan terbitnya
hari  baru.  Dan  bila  hari  siang,  mataharipun  berangkat
pulang,  kini muazzin bangkit menyerukan orang bersembahyang
lohor, lalu salat asar, magrib, isya. Pada setiap kali dalam
sembahyang  ini  mereka menyebut Muhammad, hamba Allah, Nabi
dan RasulNya itu, dengan penuh permohonan, penuh  kerendahan
hati   dan   syahdu.   Dan  selama  mereka  dalam  rangkaian
sembahyang lima waktu itu, bergetar jantung mereka  menyebut
asma  Allah  dan menyebut nama Rasulullah. Begitulah mereka,
dan akan begitu mereka, setelah Allah  memperlihatkan  agama
yang sebenarnya ini dan melimpahkan nikmatNya kepada seluruh
umat manusia.
 
LINGKUNGAN KEKUASAAN ISLAM YANG PERTAMA
 
Tidak  banyak   waktu   yang   diperlukan   Muhammad   dalam
menyampaikan  ajaran  agama,  dalam  menyebarkan panjinya ke
penjuru dunia. Sebelum wafatnya, Allah telah  menyempurnakan
agama  ini  bagi  kaum  Muslimin. Dalam pada itu iapun telah
meletakkan landasan penyebaran agama  itu:  dikirimnya  misi
kepada  Kisra1,  kepada  Heraklius  dan kepada raja-raja dan
penguasa-penguasa lain supaya mereka  sudi  menerima  Islam.
Tak  sampai  seratus  limapuluh  tahun  sesudah itu, bendera
Islampun sudah berkibar sampai ke Andalusia di Eropa sebelah
barat,  ke  India,  Turkestan,  sampai  ke  Tiongkok di Asia
Timur, juga telah sampai ke Syam (meliputi  Suria,  Libanon,
Yordania   dan   Palestina   sekarang),   Irak,  Persia  dan
Afganistan, yang semuanya sudah menerima Islam.  Selanjutnya
negeri-negeri  Arab  dan  kerajaan  Arab,  sampai  ke Mesir,
Cyrenaica, Tunisia, Aljazair, Marokko,  -sekitar  Eropa  dan
Afrika-  telah dicapai oleh misi Muhammad 'alaihissalam. Dan
sejak waktu itu sampai masa kita  sekarang  ini  panji-panji
Islam  tetap  berkibar  di semua daerah itu, kecuali Spanyol
yang kemudian diserang oleh Kristen dan penduduknya  disiksa
dengan  bermacam-macam  cara  kekerasan.  Tidak  tahan  lagi
mereka hidup. Ada di antara mereka yang kembali  ke  Afrika,
ada  pula  yang  karena  takut  dan  ancaman, berbalik agama
berpindah dari agama asalnya kepada agama  kaum  tiran  yang
menyiksanya.
 
Hanya  saja  apa  yang  telah  diderita  Islam  di Andalusia
sebelah barat Eropa  itu  ada  juga  gantinya  tatkala  kaum
Usmani  (Turki)  memasukkan dan memperkuat agama Muhammad di
Konstantinopel.  Dari  sanalah  ajaran  Islam  itu  kemudian
menyebar  ke  Balkan,  dan  memercik pula sinarnya sampai ke
Rusia dan Polandia sehingga  berkibarnya  panji-panji  Islam
itu berlipat ganda luasnya daripada yang di Spanyol.
 
Sejak  dari  semula Islam tersebar hingga masa kita sekarang
ini  memang  belum   ada   agama-agama   lain   yang   dapat
mengalahkannya.  Dan  kalaupun ada di antara umat Islam yang
ditaklukkan,  itu  hanya  karena   adanya   berbagai   macam
kekerasan,  kekejaman  dan despotisma, yang sebenarnya malah
menambah kekuatan iman mereka  kepada  Allah,  kepada  hukum
Islam, dengan memohonkan rahmat dan ampunan daripadaNya.
 
ISLAM DAN NASRANI
 
Kekuatan  inilah  yang telah menyebabkan Islam itu tersebar,
telah dikonfrontasikan langsung dengan  pihak  Nasrani  yang
menghadapinya  dengan  sikap  permusuhan yang sengit sekali.
Muhammad telah berhasil melawan  paganisma  dan  mengikisnya
dari   negeri-negeri   Arab,   seperti  juga  yang  kemudian
dilakukan oleh para penggantinya yang mula-mula, di  Persia,
di   Afganistan   dan   tidak   sedikit   pula   di   India.
Pengganti-pengganti Muhammad telah  dapat  juga  mengalahkan
kaum  Nasrani  di  Hira, di Yaman, Syam, Mesir dan sampai ke
pusat Nasrani sendiri di Konstantinopel.
 
Seperti halnya dengan paganisma, adakah juga terhadap  agama
Nasrani akan senasib mengalami kelenyapan sebagai salah satu
agama Kitab yang juga dihormati oleh Muhammad dan yang  juga
mendapat wahyu melalui Nabinya? Adakah orang-orang Arab itu,
Arab pedalaman yang datang  merantau  dari  pelosok  jazirah
padang  pasir  yang gersang, akan ditakdirkan juga menguasai
taman-taman Andalusia, Bizantium  dan  daerah-daerah  Masehi
lainnya?  Lebih baik mati daripada itu. Selama beberapa abad
terus-menerus    antara    pengikut-pengikut     Isa     dan
pengikut-pengikut  Muhammad  telah  terjadi  peperangan yang
terus-menerus. Dan peperangan itu tidak terbatas pada pedang
dan   meriam   saja,   malah   juga   diteruskan  sampai  ke
bidang-bidang  perdebatan  dan  pertentangan  teologis  yang
dibawa  oleh  pejuang-pejuang  itu,  masing-masing atas nama
Muhammad dan atas  nama  Isa,  masing-masing  mencari  jalan
mempengaruhi umum dan beragitasi membangkitkan fanatisma dan
semangat rakyat jelata
 
KAUM MUSLIMIN DAN ISA
 
Akan  tetapi  Islam  melarang  kaum   Muslimin   merendahkan
kedudukan  Isa - karena dia hamba Allah yang diberiNya kitab
dan dijadikanNya seorang nabi, dijadikanNya  ia  orang  yang
beroleh  berkah  di  mana pun ia berada, diperintahkanNya ia
melakukan sembahyang, mengeluarkan  zakat  selama  ia  masih
hidup,  dijadikanNya  ia  orang yang berbakti kepada ibunya,
dan tidak pula  dijadikan  orang  yang  pongah  dan  celaka.
Bahagia  ia tatkala dilahirkan, tatkala ia wafat dan tatkala
ia dibangkitkan hidup kembali.
 
ORANG-ORANG KRISTEN YANG FANATIK DAN MUHAMMAD
 
Sedang dari pihak kaum Masehi, banyak di antara  mereka  itu
yang   menyindir-nyindir   Muhammad  dan  menilainya  dengan
sifat-sifat  yang  tidak   mungkin   dilakukan   oleh   kaum
terpelajar  -  untuk  melampiaskan  rasa  kebencian yang ada
dalam  hati  mereka  serta  beragitasi  membangkitkan  emosi
orang.  Meskipun  ada dikatakan bahwa perang salib itu sudah
berakhir sejak ratusan  tahun  yang  lalu,  namun  fanatisma
gereja  Kristen  terhadap Muhammad mencapai puncaknya sampai
pada waktu-waktu belakangan ini. Dan barangkali masih  tetap
demikian   kalau   tidak  akan  dikatakan  malah  bertambah,
sekalipun dilakukan  dengan  sembunyi-sembunyi,  berselubung
misi  dengan  pelbagai  macam  cara.  Hal ini tidak terbatas
hanya  pada  gereja   saja   bahkan   sampai   juga   kepada
penulis-penulis  dan ahli-ahli pikir Eropa dan Amerika, yang
dapat dikatakan  tidak  seberapa  hubungannya  dengan  pihak
gereja.
 
Bisa   jadi  orang  merasa  heran  bahwa  fanatisma  Kristen
terhadap Islam masih begitu  keras  pada  suatu  zaman  yang
diduga  adalah  zaman cerah dan zaman ilmu pengetahuan, yang
berarti juga zaman toleransi dan kelapangan dada. Dan  orang
akan  lebih  heran lagi apabila mengingat kaum Muslimin yang
mula-mula, betapa mereka merasa gembira  melihat  kemenangan
kaum  Kristen begitu besar terhadap kaum Majusi (Mazdaisma),
melihat kemenangan  pasukan  Heraklius  merebut  panji-panji
Persia  dan dapat melumpuhkan tentara Kisra. Masa itu Persia
adalah yang memegang tampuk pimpinan di seluruh jazirah Arab
bagian  selatan,  sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia dari
Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya  -  pada  tahun
614  -  di  bawah  salah  seorang  panglimanya  yang bernama
Syahravaraz2 untuk menyerbu Rumawi, dan dapat mengalahkannya
ketika  berhadap-hadapan  di Adhri'at3 dan di Bushra4, tidak
jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang  terbunuh,
kota-kota mereka dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
 
Pada  waktu  itu  Arab - terutama penduduk Mekah - mengikuti
berita-berita  perang  itu  dengan  penuh  perhatian.  Kedua
kekuatan  yang  sedang  bertarung  itu  merupakan  peristiwa
terbesar  yang  pernah  dikenal   dunia   pada   masa   itu.
Negeri-negeri  Arab ketika itu menjadi tetangga-tetangganya.
Sebahagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan  sebahagian
lagi  berbatasan  dengan  Rumawi.  Orang-orang  kafir  Mekah
bergembira sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu;  sebab
mereka   juga  Ahli  Kitab  seperti  kaum  Muslimin.  Mereka
berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu dengan
agama kaum Muslimin.
 
Sebaliknya  pihak  Muslimin merasa sedih sekali karena pihak
Rumawi  juga  Ahli  Kitab  seperti  mereka.   Muhammad   dan
sahabat-sahabatnya   tidak   mengharapkan  kemenangan  pihak
Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan
kaum   kafir  Mekah  ini  sampai  menimbulkan  sikap  saling
berbantah dari kedua belah  pihak.  Kaum  kafirnya  mengejek
kaum   Muslimin,  sampai  ada  di  antara  mereka  itu  yang
menyatakan kegembiraannya di depan Abu Bakrf dan Abu Bakrpun
sampai  marah dengan mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira;
pihak Rumawi akan mengadakan pembalasan.
 
Abu Bakr adalah orang yang terkenal tenang dan lembut  hati.
Mendengar  jawaban itu pihak kafir membalasnya dengan ejekan
pula: Engkau pembohong.  Abu  Bakr  marah:  Engkaulah  musuh
Tuhan  yang  pembohong!  Hal  ini  disertai  dengan  taruhan
sepuluh ekor unta bahwa pihak Rumawi akan  mengalahkan  kaum
Majusi  dalam  waktu  setahun.  Muhammad  mengetahui  adanya
peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu  Bakr,  supaya
taruhan  itu ditambah dan waktunyapun diperpanjang. Abu Bakr
memperbanyak jumlah  taruhannya  sampai  seratus  ekor  unta
dengan  ketentuan,  bahwa Persia akan dapat dikalahkan dalam
waktu kurang dari sembilan tahun.
 
Dalam tahun 625  ternyata  Heraklius  menang  melawan  pihak
Persia.  Syam  direbutnya  kembali  dan  Salib  Besar  dapat
diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakrpun menang.  Sebagai
nubuat  atas  kemenagan ini firman Tuhan turun seperti dalam
awal Surah ar-Rum: "Alif- Lam. Mim.  Kerajaan  Rumawi  telah
dikalahkan.   Di   negeri   terdekat.  Dan  mereka,  sesudah
kekalahan itu,  akan  mendapat  kemenangan.  Dalam  beberapa
tahun saja. Di tangan Tuhan keputusan itu. Pada masa lampau,
dan masa akan datang. Pada hari itu orang-orang beriman akan
bergembira. Dengan pertolongan Allah; Ia menolong siapa yang
dikehendakiNya. Maha  Mulia  Ia  dalam  Kekuasaan  dan  Maha
Penyayang.  Demikian  janji  Allah.  Allah  takkan menyalahi
janjiNya. Tetapi  kebanyakan  orang  tidak  mengerti."  (QS,
30:1-6)
 
Besar  sekali  kegembiraan  kaum  Muslimin  atas  kemenangan
Heraklius dan kaum Nasrani itu. Hubungan persaudaraan antara
mereka  yang  menjadi  pengikut  Muhammad  dan  mereka  yang
percaya  kepada  Isa,  selama  hidup  Nabi,  besar   sekali,
meskipun  antara  keduanya sering terjadi perdebatan. Tetapi
tidak demikian halnya kaum  Muslimin  dengan  pihak  Yahudi,
yang  pada mulanya bersikap damai, lambat-laun telah menjadi
permusuhan yang  berlarut-larut,  yang  sampai  meninggalkan
bekas  berdarah  dan  membawa  akibat  keluarnya orang-orang
Yahudi dari seluruh jazirah Arab.  Kebenaran  atas  kejadian
ini  ialah  firman  Tuhan: "Pasti akan kaudapati orang-orang
yang  paling  keras  memusuhi  mereka  yang  beriman   ialah
orang-orang  Yahudi  dan orang-orang musyrik; dan pasti akan
kaudapati orang-orang yang paling  akrab  bersahabat  dengan
mereka  yang  beriman  ialah  mereka yang berkata: 'Kami ini
orang-orang Nasrani.' Sebab, di antara mereka terdapat  kaum
pendeta  dan rahib-rahib, dan mereka itu tidak menyombongkan
diri." (QS, 5:82)
 

No comments:

Post a Comment