Friday, July 15, 2016

Waspada BABI NGEPET LOLOS PADAHAL RATUSAN WARGA MENANGKAPANYA

– Seekor babi menghilang misterius saat diburu puluhan warga Kelurahan Purwodadi Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.
Diduga babi tersebut merupakan babi ngepet. Anehnya, babi itu menghilang di jalan yang sering dilalui warga.
Ikhwan Akbar, 36, warga setempat menuturkan belakangan ini warga resah dengan uang yang sering hilang secara misterius. Warga menduga peristiwa tersebut lantara ulah babi ngepet.
Warga semakin yakin lanjut Akbar, karena babi ngepet tersebut muncul Selasa (12/7). Malam itu seorang warga Rt 03 yang baru keluar dari kediamannya tak sengaja melihat seekor babi.
Hewan yang seharusnya tidak berada di lingkungan padat penduduk itu, memiliki tinggi seukuran lutut orang dewasa.
“Pikir ibu-ibu ini tadi anjing, gak tahu babi dan dia langsung memberitahu warga lain, kemudian langsung dikejar,” kata Ikhwan kepada BE (Jawa Pos Group), kemarin.
Anehnya, setelah warga yang diperkirakan berjumlah puluhan orang itu melakukan pengejaran sekitar lima menit, hewan yang kerap berada di tempat kumuh tersebut hilang seketika, di dalam lorong yang sering dilintasi warga.
Tidak hanya itu, hal yang membuat kecurigaan warga semakin kuat bahwa binatang itu merupakan babi ngepet adalah, saat warga mengejar, hewan itu bukannya kabur ke tempat semak malah berlari di atas aspal.
“Seharusnya hewan seperti itu kalau dikejar kan mencari tempat yang susah dijangkau, anehnya dia malah lari di atas aspal pas masuk lorong tiba-tiba hilang,” ujarnya.
Dijelaskan Ikhwan, sebelum adanya penampakan babi ngepet itu banyak warga yang kehilangan sejumlah uang tunai, pasca merayakan Idul Fitri 1437 Hijriah. Lebih dari sepuluh orang warga mengungkapkan telah kehilangan uang yang jumlahnya, rata-rata senilai Rp 800 ribuan. 
“Sebelumnya sudah banyak warga yang kehilangan uang sekitar Rp 800 sampai Rp 900 ribuan, tapi puncak kehebohanya ketika ada babi ngepet ini,” tuturnya.
Seorang korban, Muslim, 40, membenarkan, bahwa uang koperasi yang ia pertanggungjawabkan itu kerap berkurang dari jumlah awal saat disimpanya. Berkurangnya uang tersebut, diketahui ketika ia hendak meminjamkan uang koperasi itu kepada warga lainnya. 
“Iya, uang koperasi yang saya pertanggungjawabkan kerap berkurang dari jumlah awal, seperti uang yang seharusnya Rp 5 juta saat akan dipinjamkan hanya tinggal Rp 4 juta sekian,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment